Oleh: Aifia A. Rahmah
satu, telah terpilih diantara sekian ribu
jiwa yang bersemayan pada rumah singgah bulan
bernama sembilan meski kadang
terbilang tujuh
lalu, ada tangis yang memupuk rindu
bersama putih yang bersebut susu
peranakan antara merah darah
dan susah payah
lantas, melangkahlah ia dengan cinta sepanjang
masa yang membawanya pada
usia yang terus menua dengan
satu jiwa yang beranjak dewasa
kemudian, satu waktu berani membawa ia pergi
tertinggal saja sekeping kenangan pada
lembar-lembar sajak sejak; aku
bersarang di tubuhmu.